Puro Mangkunegaran dibangun oleh Raden Mas Said, yang sering dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Yang Dibangun pada saat Perjanjian Salatiga, 13 Maret 1757. Raden Mas Said kemudian dinobatkan sebagai Pangeran Mangkunegoro I.
Mangkunegaran Palace dibagi menjadi dua bangunan utama, yaitu pendopo dan dalem. Yang paling menarik dari Istana adalah bahwa hal itu terbuat dari kayu jati utuh.
Karaton indah yang terawat ini (Puro = Karaton) terletak di pusat kota Solo, diantara Jalan Ronggo Warsito, Jalan Kartini, Jalan Siswa dan Jalan Teuku Umar. Konstruksi Puro ditanggal ulang pada tahun 1757 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A) - Mangkoenagoro I (1757-1795). Mangkunegaran pertama-tama didirikan setelah pertarungan pahit keluarganya dengan V.O.C Belanda (East India Company).
Istana Mangkunegaran adalah tempat penyimpanan kesenian dan budaya yang lain. Tanah milik kerajaan itu diisi banyak harta pusaka yang tak ternilai dan koleksi yang sangat indah, sebagian besar berasal dari Majapahit (1293 - 1478) dan Mataram (1586 - 1755) masa kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang (tarian drama), pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung religius, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka- pusaka yang tidak terhitung nilainya. Istana ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu Pendopo ( Balairung Istana, tempat menerima tamu ) dan Dalem ( Balairung Utama ) yang dikelilingi oleh tempat tinggal para keluarga Raja. Bagian timur, disebut Bale Peni, digunakan untuk tempat tinggal putra / pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni, digunakan untuk tempat tinggal putri - putri. Di dalam tempat istana yang sangat indah ini juga terdapat perpustakaan Reksopustoko, dimana naskah yang jarang didapat, keagamaan dan filsafat ditulis dalam gaya tulisan Jawa.